FF 2MIN | LUCID DREAM 1
Cast : Choi Minho, Lee Taemin, Kim Jonghyun and others
Genre : Shounen ai, mystery, a bit of romance, fantasy
Rating : General
Length : Chapter
Summary: “Aku ingin lucid dream. Aku ingin lucid dream. Aku ingin lucid dream dan bisa bersama dia di sana...”
Story begin..
“Jika kau tak bisa memilikinya di dunia nyata, setidaknya, di dunia mimpi kau bisa bersamanya. Kau atur di sana ingin seperti apa. Memeluknya. Menciumnya. Atau memeluknya sambil menciumnya. Atau bahkan bisa lebih dari itu!” seseorang berbicara dengan menggebu di kelas 3-2, sedangkan seseorang lain di tempat yang sama hanya menatap datar ke arahnya. “Baka hentai! Aku tidak tertarik pada hal seperti itu. Sudahlah,” ucapnya lalu bersiap untuk pulang.
Seseorang yang tadi berbicara dengan menggebu itu menghalangi temannya yang sangat sulit mendengar pendapatnya itu untuk pulang. Ia bahkan mengeluarkan kembali buku-buku dan PC yang sudah temannya masukkan ke tasnya. “Kau belum mencobanya, Minho..” ucapnya.
Minho berdecak, "Aku tidak tertarik mencobanya," dan ia memasukkan kembali barang-barangnya ke dalam tas. “Jangan sentuh tasku lagi!” lanjutnya.
Tapi, memang dasar Jonghyun ini, ia malah menarik tas Minho lalu mengeluarkan kembali buku-bukunya. Minho akan membunuhnya hari ini juga jika ia lupa bahwa Kim Jonghyun adalah teman satu-satunya. Jonghyun menggoyang-goyangkan bahu Minho, “Kau pasti akan ketagihan setelah mencoba lucid dream. Aku saja begitu,” bujuknya sambil memasang wajah semanis mungkin.
Minho menepis tangan Jonghyun, “Ya Tuhan Kim Jonghyun! Jangan memegang bahuku dan memasang wajah seperti itu lagi. Menjijikan! Sekali lagi, aku tidak tertarik, oke? Aku pulang.” Minho membereskan buku-bukunya lagi lalu memasukkannya ke dalam tas. Dipakainya tasnya itu, setelahnya ia kembali menghadap Jonghyun, lalu membetulkan kacamata yang sedikit menurun di hidung bangirnya. “Aku minta bantuanmu untuk mendekati Sulli dengan cara rasional. Jangan bicarakan lucid dream lagi,” ucapnya kemudian pergi meninggalkan kelas.
***
Choi Minho. Jika di dalam serial drama, mungkin namanya seperti penggambaran dari sosok lelaki yang keren dan populer. Atau bisa juga sebagai sosok yang playboy dan arogan. Atau bisa juga sebagai pewaris perusahaan keluarga. Atau bisa juga sebagai sosok misterius dan jenius karena ia seorang detektif. Atau bisa juga sebagai berandalan kaya yang selalu kabur dari rumah karena tak ingin meneruskan bisnis keluarga. Atau bisa juga sebagai sosok yang dingin dan pandai olahraga.
Tapi, di antara semua itu, tak ada satu pun yang betul. Kenyataan malah sebaliknya. Ia hanya siswa biasa yang memang biasa-biasa saja. Tak ada yang mencolok darinya. Tak ada yang spesial pula. Ia pintar, tapi banyak yang lebih pintar darinya. Ia mendapat ranking, tapi hanya masuk 20 besar. Ia tampan, tapi ia memakai kacamata yang menutupi ketampanannya. Ia bisa berolahraga, tapi hanya bisa, bukan pandai. Ia memiliki banyak teman, tapi hanya satu yang benar-benar temannya; Kim Jonghyun, lelaki pendek dan berkacamata pula. Ia pun dari keluarga biasa-biasa saja, ayahnya hanya seorang pegawai negeri sipil sedangkan ibunya hanya ibu rumah tangga. Singkat kata, Choi Minho hanyalah siswa kelas 3-2 di Cheongdam High School yang biasa-biasa saja.
Dan malam itu, di sebuah kamar yang dipenuhi dengan nuansa putih gading, Minho sedang membaca komik volume terbaru favoritnya sambil berbaring di tempat tidur. Kakinya ia gerakkan ke kiri dan kanan. Sesekali ia tertawa dan mengernyitkan dahi.
Drrrtt.. Drrrtt..
Ponselnya bergetar menampilkan 1 pesan masuk. Dengan malas, ia pun membacanya.
From: Devil Jonghyun
Cek Email. Ada sesuatu hal yang sangat penting.
Minho melempar pelan ponselnya ke tempat semula. “Sebelumnya dia tidak pernah mengirim Email.” gumamnya.
Ia berjalan ke arah meja belajar, menyalakan komputer, memposisikan tubuhnya untuk duduk dengan nyaman, lalu segera menuruti perintah Jonghyun. Mengecek emailnya.
Ia membacanya dengan pelan, “Cara untuk Melakukan Ritual Lucid Dream” Minho memutar bola matanya malas, “Apa-apaan ini? Hal penting ini yang dia maksud?” ucapnya ketus bermonolog.
Meskipun malas, ia tetap membacanya. Poin demi poin ia cermati dengan baik. Hingga ia mulai merasa bahwa matanya ingin segera beristirahat.
Ia pun mematikan komputernya. Kemudian berjalan menuju tempat tidurnya dengan sedikit terhuyung karena kantuk yang melandanya. Membereskan komik-komik yang tergeletak acak di kasurnya yang hanya cukup untuk satu orang, lalu melepas kacamatanya dan menyimpannya di atas meja nakas.
Mulai menyibak selimutnya, ia menjatuhkan badannya sembarang. “Sekali pun ada hal seperti itu, aku tidak tertarik.” gumamnya entah kepada siapa.
Tapi, tiba-tiba saja, ia merasakan bahwa ada secuil keinginan untuk dirinya melakukan ritual lucid dream. Dan, lama-kelamaan, keinginan secuil itu mendorong dirinyanya untuk benar-benar ingin melakukan lucid dream. Bagaimanapun, Jonghyun benar. Ia menyukai Sulli, juniornya yang beda 1 tingkat di sekolah. Tapi, Sulli adalah gadis populer yang hanya berteman dengan orang-orang populer saja. Untuk itu, tak mungkin rasanya Sulli menyukai Minho yang hanya siswa biasa-biasa saja. Hatinya mulai merasakan sakit. Seperti sebuah mantra, batinnya seakan selalu berbicara, “Aku ingin lucid dream. Aku ingin lucid dream. Aku ingin lucid dream dan bisa bersama dia di sana...” begitu seterusnya sampai ia terlelap.
Dan.., petualangan dalam mimpi itu pun akan segera dimulai..
End or TBC?
tumben amat bawa nama sulli. TBC Oke!
ReplyDelete