Posts

Showing posts from November, 2015

Bangkok Classic Love Story

Tak ada yang salah ketika aku mencintaimu. Yang salah adalah ketika aku memaksamu untuk mencintaiku juga. Ini adalah perasaanku. Maka, biarkan aku yang bertanggungjawab atas ini. Biarkan aku sepihak mencintai, Biarkan aku dalam diam mencintai, Biarkan aku mencintaimu seperti ini.., -Bangkok Classic Love Story- Matahari mulai keluar dari singgasananya menyapa para insan yang akan memulai aktivitas mereka. Hiruk pikuk kota Bangkok terbilang sangat ramai di pagi hari. Sebagian dari mereka ada yang akan berangkat ke kantor, sekolah, pasar, dan bahkan ada yang hanya lewat saja tanpa tujuan. Tapi mereka tetap ramah, saling tersenyum dan menyapa satu sama lain, memberikan suasana pagi yang sangat hangat dan menyenangkan. Ya, inilah kota Bangkok. Ibu kota dari negara Thailand yang terkenal akan warganya yang sangat ramah. Terlihat siluet pria (yang cukup untuk dibilang) tinggi berjalan santai dengan memasukkan tangannya kedalam saku celana. Sesekali

Hi, Stranger!

Summary: “Karena daun yang terjatuh dari rantingnya pun memiliki alasan mengapa ia dijatuhkan.” Story Begin.. Malam itu, di sebuah kota yang namanya tidak disebutkan, semilir angin menerbangkan daun yang telah berguguran. Membawanya mungkin sampai ke sudut kota. Malam yang cukup indah, dengan bulan yang menggantung sempurna walaupun sebagian bintangnya bersembunyi entah di mana. Jangkrik-jangkrik saling bersahutan dengan deru mesin kendaraan membuat irama yang tak beraturan. Muda-mudi masih melakukan aktivitasnya menandakan penduduk di sana masih terjaga. Pukul 20.10 Terlihat siluet berperawakan tinggi mendudukkan tubuhnya di pinggiran sungai. Ia memeluk kakinya sendiri sambil sesekali membuang nafas kasar. Mulai merubah posisinya, kini ia meluruskan kakinya. Tangannya mulai bergerak mengambil kerikil yang bisa ia lemparkan ke sungai. “Huhhhh...,” asap mengepul dari mulutnya, menandakan udara di sana sangat dingin. Memikirkan sesuatu yang membuat ia se

[DRABBLE - 2MIN] BANANA MILK

“Minho Hyung” “Hn.” “Apa kau sibuk?” “Hn.” “Kau sedang apa?” “Hmm.” “Hyung, aku bertanya pada-” “Aku sedang mencuci piring Lee Taemin. Kau bisa lihat. Jangan bertanya hal yang sudah jelas-jelas kau tahu jawabannya.” “Kau sama menyebalkannya seperti mereka. Kalau Hyung tidak mau mendengarkanku, ya sudah! Aku akan mengirim pesan pada Kai saja," Hening. Minho menyerah. Dia menghentikan aktivitas mencuci piringnya. Mengelap tangannya yang basah lalu menghadap penuh pada Taemin. Taemin tersenyum menang. Itu adalah ancaman andalannya jika sedang terdesak. Dan dapat dipastikan, Minho akan selalu kalah dalam hal itu. “Baiklah. Apa yang ingin Taeminku ini katakan? Jangan mengirim pesan pada siapa pun, oke?” “Jadi kau mau mendengarkanku, Hyung?” “Anything for you, Baby .” “Kau mau menuruti keinginanku juga, Hyung?” “Anything for you...,” “Kau yakin?” “Katakan saja, Tae..” “Baiklah. Moodku sedang tidak baik sekarang. Kau mengerti aku,