Posts

Tulisan Tak Bernyawa

Selamat malam, aku kembali lagi. Kali ini, aku hadir dengan sedikit manis, tapi tak berniat berkabar tentang kisah apa pun. Bagaimana masa karantina kalian? Apakah sama membosankannya? Apakah sama ingin melarikan diri? Semoga kita bisa bertahan, lebih lama lagi, lebih kuat lagi. Setelah menjalani kehidupan perempuan usia 20 tahunan, aku merasa semuanya perlahan berubah; seperti pandangan hidup, gaya hidup, cara menyelesaikan masalah, entah aku yang berubah, atau mungkin kehidupan orang dewasa memaksaku untuk berubah. Pernahkah kamu menahan tangis di depan orang lain? Bukankah rasanya tenggorokanmu sesak? Andai saja masih berusia 3 tahun, menangis sambil berteriak pun akan dianggap wajar. Sementara, kita harus mencari ruang sendiri untuk tersedu-sedu. Entah ke mana tulisan ini membawaku, tidak jelas arahnya, pun tidak tahu akhir dari tujuannya, aku hanya sedang merasa sesak. Andai bisa kupeluk sang pena, mungkin kata akan terukir dengan sempurna. Tapi kini ak

COMEBACK IS REAL

Hello, my dear readers. Oke, ini adalah pembukaan yang awkward karena gue sok-sokan punya pembaca setia. Tapi, izinkan gue untuk menyapa kembali kalian dengan hangat –yang entah siapa, lalu masuk kembali ke ruang di mana gue bisa bernapas dengan teratur, iya, Rest Area ini. Btw, gue Fani, cewek ceroboh yang datang dari kota kecil. Gue Fani, yang rindu sosok gue yang dulu. Eh, kangen nulis, nih. Orang yang kenal gue pasti tahu, setiap mampir ke sini, gue datang selalu karena dua alasan: pertama, gue sedang jatuh hati, atau, kedua, bisa jadi gue punya banyak keresahan yang ingin disampaikan. I will let you guess it.. hehe. Sebelum gue mengungkapkan sesuatu, ada sedikit cerita yang ingin dibagikan. Merasa sudah lama sekali gak bercerita, padahal sejatinya, meskipun gue tipe seorang pendengar, gue tetap butuh waktu untuk bersuara juga. Sebenarnya, banyak sekali cerita yang ingin dishare, tapi lagi dan lagi.., itu bukan untuk konsumsi publik. Jadi, gue putuskan untuk men

SEPUCUK SURAT UNTUK KAMU

Dear, Healer . Selamat sore. Apakah senja nanti akan nampak indah di matamu? Di sini mendung, sepertinya hujan akan turun dengan deras. Semoga suaranya pun akan sampai ke sana, agar bisa menenangkan hari penatmu. How was your day? Kuharap, kamu akan selalu baik-baik saja. Aamiin . Ini adalah surat pertama yang kutulis untukmu, -entah akan ada lagi yang kedua, ketiga, dan yang ke selanjutnya atau tidak-, yang jelas, aku sangat ingin berdiskusi tentang banyak hal dan melibatkanmu; walaupun tanpa perlu saling membalas. Kamu pernah bilang, namamu belum ada di Rest Area ini, yang kemudian kujawab, kapan-kapan akan kutulis. Dan, inilah saatnya, kuperkenalkan kamu ke duniaku. Selamat datang di tempat peristirahatanku. Dan hal pertama yang sangat ingin kukatakan adalah, makanlah dengan baik, aku.. tak ingin kamu sakit. Kamu harus baik-baik saja. Bukankah langkah yang kita pilih bersama adalah untuk banyak hal baik? Di poin ini, akan kuceritakan bagaimana awalnya aku bisa jatuh kepad

Hanya Sebagai Pembuka

Selamat pagi. Selamat siang. Selamat sore. Selamat malam. Well , tergantung kalian bacanya kapan. Mau basa-basi dulu. Apa kabar para pembaca yang budiman dan budiwoman (Lucinta Luna gak termasuk) yang super gue rindukan? Semoga kalian selalu dalam keadaan yang baik. Asli, ini bukan pencitraan, karena ini bukan iklan body lotion. Wah, sudah lama sekali rasanya gak mampir ke Rest Area ini. Terakhir meninggalkan jejak di bulan Oktober, 2017 lalu. Banyak hal yang gue lewati selama itu. Karena jujur, selama di Bandung, gue hanya menulis untuk konsumsi pribadi. Agak terdengar berlebihan, sih, kalau bilang alasannya karena selama ini gue terus-menerus berpikir; Apakah tulisan-tulisan gue bermanfaat? Apakah pembaca merasa senang atau setidaknya sedikit terhibur sama halnya seperti gue saat menulis? Sebenarnya, dulu gue berniat membuat project mingguan. Jadi, seminggu sekali akan mampir ke blog ini. Lagi-lagi pakai format diary , menceritakan kehidupan kuliah gue yang kadang g

Curhat Titipan: Terlanjur Antre

TERLANJUR ANTRE Sebuah Cerita Horror yang Terinspirasi dari Kisah (lumayan) Nyata Tidak seperti biasanya aku bangun sepagi ini. Padahal seingatku tak ada janji dengan orang penting mana pun hari ini. Ahhh… sedikit kurenggangkan badan yang serasa remuk, rokok sisa semalam lebih kupilih ketimbang harus berjalan ke kamar mandi hanya untuk sekadar menyegarkan muka yang lusuh ini. Wtf! Dasar pemantik sialan! Terpaksa aku berjalan ke kamar sebelah untuk menyalakan aktivitas pertamaku, dengan sambil membawa secangkir kopi, aku duduk di teras sebuah kontrakan seluas  6 x 9 meter. Cukup sempit, sih, tapi percayalah, kami biasa tidur sampai 8 orang setiap habis bermain futsal. Namaku *beep* , aku memang lebih memilih hidup sebagai anak kost dari semester pertama. Padahal jarak rumahku hanya beberapa kilometer saja dari kampus, entahlah.. mungkin supaya bisa merasakan kehidupan mahasiswa seperti pada umumnya. Cuaca pagi ini cukup cerah. Burung-burung bernyanyi saling bersah

Curhat Titipan: Terbuktinya Teori Supply and Demand

Ini kali kedua notebook gue dipakai untuk sesuatu selain mengurus tugas kuliah yang biasanya dikerjakan beberapa menit menjelang deadline. Bukan karena gue pemalas, tapi mendapat nilai yang bagus plus orisinil (karena yang lain gak keburu nge- copas ), sensasi itulah yang membuat gue ketagihan. NP: Raisa – Kali Kedua Sebenernya, setelah lulus sekolah dulu gue penginnya langsung kerja, cari duit yang banyak untuk modal nyaleg . Tapi orangtua maunya gue kuliah. Kata mereka, kalau pengin nyaleg itu minimal harus S1. Oke, akhirnya gue nurut juga. Entah mereka tahu dari mana, tapi pas gue googling ternyata memang benar syarat jadi calon legislatif itu minimal harus Sarjana. Walaupun ini bukan jalan yang gue pengin, tapi gue termasuk orang yang lumayan tanggungjawab. Buktinya, gue masih ingat materi tentang Supply and Demand mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi semester 1; “Semakin sedikit ketersediaan, maka usaha yang dilakukan untuk mendapatkan akan semakin sulit.” Wa

Curhat Titipan: Kerasukan Radit

Entah malam ini kerasukan atau apa, gue gak tau. Tapi yang jelas, 2 jam nge- winning eleven rasanya bosen juga walaupun sebenarnya gue bisa aja begadang semalaman kalau udah ketemu stik dan notebook kesayangan -yang setiap dinyalain harus bunyi nutnut dulu 24 kali ( kadang 25 kali )- tapi untungnya masih compatible untuk menginstall WE9. Mungkin ini gara-gara pembelian James Rodriguez dan Neymar; yang aslinya mereka pindah ke mana tau. [Pemilik blog: Ke Bayern Munchen sama PSG woi! Aduh, ngikutinnya Lambe Turah aja, sih~] ditambah Rooney yang sengaja gue bikin betah dengan terus menjadi starter dan bayaran gaji selangit bikin klub kesayangan gue; MU.. jadi susah banget kalah malem ini. Alhasil serasa gak ada perlawanan. Yaa.. bukan cuma karena mereka bertiga aja, sih. Kayaknya keputusan gue untuk pilih komputer bintang 3 sebagai lawan jadi alasan paling logis kenapa MU gue menang terus. Tau sendiri, kan, kalau lawan Real Madrid bintang 6 kayak gimana?-_- Tapi bukan itu intinya.