MINI FF/WHAT ARE YOU THINKING RIGHT NOW?/SPECIAL FOR JINKI'S BIRTHDAY/ONESHOOT
Summary: Karena pertanyaan; “Apa yang sedang kau pikirkan saat ini?” tak perlu jawaban dengan kata-kata klise; “Aku sedang memikirkanmu seperti biasanya.”
Story begin..
“Apa yang sedang kau pikirkan saat ini?” menghadap penuh kepada lawan bicaranya, merebut majalah yang sedang dibaca dengan serius, lalu ia campakkan ke lantai. Pagi ini mereka sedang berada di beranda rumah. “Jawab dulu pertanyaanku!”
Pria itu hanya bisa mengalah, “Baiklah. Aku sedang berpikir untuk mengganti cat rumah." menjawab tak peduli. Mencoba tak terlalu serius dengan argumentasi konyol kekasihnya dengan menyesap teh perlahan, “ada apa?” tanyanya.
Ia berdeham. Melipat kedua tangannya di dada, “Lalu nanti malam, apa yang akan kau pikirkan?” kekasihnya berpikir sejenak sambil mengoleskan selai kacang di atas roti, “Menu sarapan untuk besok.” jawabnya santai.
Seulmi menghentakkan kakinya. Ia merajuk, seharusnya Jinki mengerti mengenai hal ini. “Kau tidak memikirkanku, huh?” tanyanya
Jinki menggeleng, “Tidak. Terkecuali jika kau sakit.”
Jinki terlalu asik dengan dunia sarapannya. Sedikit menambahkan madu pada roti yang telah ia oleskan selai kacang. Entah seperti apa rasanya, ia terlalu senang bereksperimen.
Seulmi merasa menyesal menerima lelaki ini sebagai kekasihnya, dulu.
Kali ini, Seulmi benar-benar merajuk. Ia hanya ingin mendengar kata-kata manis dari Jinki di pagi hari. “Apa aku tidak begitu penting bagimu?”
“Hei.., sejujurnya aku tidak mengerti ke mana arah pembicaraan kita.” Jinki berkata sambil mengunyah rotinya.
Oke, Jinki tidak peka. Ia bukan makhluk hidup. Ia mungkin sejenis hiasan rumah. Setidaknya begitu menurut Seulmi saat ini.
“Aku bertanya padamu, ternyata kau di pagi hari tidak memikirkanku. Aku bertanya lagi, ternyata di malam hari pun sama. Kapan kau memikirkanku? Ternyata hanya ketika aku sakit.
Lee Jinki begitu jahat.” Seulmi bersiap untuk pergi dari rumah kekasihnya. Ia akan benar-benar pergi kalau saja Jinki tidak menahan kepergiannya.
Jinki memegang tangan Seulmi lalu menyuruhnya duduk kembali.
Ehm. Sekarang Jinki mengerti ke mana arah pembicaraan Seulmi. Jinki berpikir mungkin saja kekasih mungilnya mengidap bipolar disorder karena moodnya turun drastis pagi ini. Atau sedang dalam period di mana ia akan cepat marah, emosinya meledak-ledak, atau yang lebih ekstrim; mungkin sebentar lagi Seulmi akan menggigit lengan Jinki, lalu Jinki mati berdarah-darah dan mayatnya dibuang ke jurang. Fantasi Jinki terlalu tinggi untuk kaum awam.
“Seulmi.. bukan begitu maksudku,”
“Jangan panggil aku Seulmi!”
“Sayaaang.. bukan begitu maksudku,”
“Lalu bagaimana maksudmu?!”
Jinki menghadap penuh pada Seulmi, “Jinki bukan orang jahat. Dengarkan! Seulmi itu seperti udara bagi Jinki. Walau tak terlihat, Jinki tidak bisa hidup tanpa Seulmi.” sebenarnya Ia geli dengan ucapannya sendiri. Tapi ia tahan untuk tidak tertawa. Demi kekasihnya. Demi dirinya. Dan demi roti selai kacang plus madunya.
Seulmi menggembungkan pipinya, ia tak pernah bisa marah terlalu lama pada siapa pun. “Lalu Jinki seperti mentega. Seulmi saaaangat sukaaa...” katanya berseri.
Pffttt.. Jinki menahan tawanya mati-matian.
Ia hanya tersenyum, lalu mata segarisnya tenggelam bersama senyumnya. Tak bisa dipungkiri hal itu bisa membuat Seulmi kehilangan rasa kesalnya begitu saja.
Ia menyesal karena pernah merasa menyesal menerima Jinki menjadi kekasihnya. Terlalu rumit.
Seulmi mendekat, “Lalu.. apa sekarang kau sedang memikirkanku?” tanyanya.
“Tidak,” Jinki mengacak pelan rambut kekasihnya lalu membetulkan kembali tatanan rambut itu. Hal yang sebenarnya percuma tapi tetap manis. Setidaknya itu menurut mereka, “Karena aku tak pernah memikirkan udara. Aku hanya merasakan dan membutuhkannya setiap saat. Terkecuali, jika udara tercemar. Aku baru akan memikirkannya, karena hal itu bisa membuatku merasa sakit juga.”
The End
PS: Mini FF ini terinspirasi dari salah satu FF tapi saya lupa judulnya. Pun dengan authornya. Gomen nasai *deepbow
oke gua ngebayangin -_-
ReplyDeletegadis mungil yah? :3
Gadis agresif lebih tepatnya pfft :v
ReplyDeleteApa sih jangan dibayangin nanti lemes. Di sini gak ada Dokter Lee Chi Hoon-3-