Jadi Jomblo Bukan Dosa

Orang-orang punya pandangan yang aneh tentang jomblo. Seakan jomblo adalah hal yang paling nista di dunia. Seakan jomblo adalah kelas ekonomi di antara kelas bisnis.
Gue ngerti perasaan para jomblo di negeri ini. Iya, betul, karena gue juga sama seperti mereka. Bedanya, gue lebih seneng dipanggil 'Single' ketimbang 'Jomblo'.


Cuman di Indonesia jomblo dijadikan bahan ejek terutama bagi mereka yang sudah taken. Pedih, kampret.
Mereka gak tau aja, tanpa mereka ejek pun kami sudah menderita.
Gue tau, kalian para jomblo sering menatap cermin sambil memasang tatapan nanar, gak lupa juga melafalkan kalimat; “Apa salah gue? Apa salah jomblo? Apa salah tukang kebun gue?” sambil nangis darah.
Gue tau. Gue ngerti.


Tapi tenang. JADI JOMBLO BUKAN DOSA. Kita justru harus bersyukur karena jauh dari perbuatan zina. Malam minggu, pasangan muda pada jalan bareng, berdua-duaan pamer kemesraan. Apa coba esensinya?
Mendingan jadi jomblo. Malam minggu palingan main hp, belajar, mentok-mentok nonton tv bareng keluarga.
Sesederhana itu, kadang jomblo lebih unggul daripada yang sudah berpacaran.


Dan mungkin sebagian dari kalian memilih untuk menjomblo ya karena pengin jadi jomblo aja. Terlalu males untuk berbasa-basi berbagi hari bersama seseorang yang biasa disebut 'Pacar'.
Lagipula, apa konsep pacar itu? Apa pacaran itu barometer dari kebahagiaan? Think again. Enggak, kan?
Sebagai contoh, orang bilang pacaran itu bisa saling melengkapi. Tapi mungkin orang-orang yang memilih untuk menjomblo adalah mereka yang sudah merasa lengkap hidupnya. Ya, kan?
Sama seperti gue, gue merasa hidup gue sudah lengkap. Belum waktunya untuk diapa-apakan. Gue merasa lengkap dengan gue yang mengoleksi novel, kumpul bareng sahabat, nonton banyak film dari berbagai negara, streaming hal yang lucu, menulis hal yang gue ingin tulis, bahkan sampe gue jadi guru privat.
Gue merasa hidup gue sudah lengkap banget dengan atau tanpa seseorang yang biasa disebut pacar.


Gue sudah setahun menjomblo, dan itu adalah sebuah pilihan. Karena satu tahun yang lalu, gue ngerasain yang namanya patah hati terhebat. Yang setelah gue pikir-pikir, kok dulu gue alay banget sampe segitunya? Iya, sampe gue mengidap L-Wordphobia; ketakutan untuk berpacaran karena takut disakiti kembali.
Dulu gue duduk dekat cowok di angkot aja langsung gemeteran. Gak nyaman, gelisah gitu. Kampret, kan?
Tapi sekarang gue gak secemen itu. Gue sudah berani berinteraksi normal sama cowok. Sisanya, cuman gak gampang percaya sama cowok.
Dan mungkin, sebagian dari kalian memilih untuk menjomblo sama seperi gue. Terlalu marah kepada masa lalu. Terlalu basi untuk mendengarkan hal-hal manis gula kapas karena pada akhirnya kesakitan yang dirasa. Terlalu malas menanggapi gombalan apalagi yang gak berstruktur, maksud gue gombalan yang gak cerdas. Kadang jomblo memang seribet itu.


Atau mungkin juga orang-orang yang memilih untuk menjomblo adalah mereka yang gak siap untuk jatuh hati kemudian patah hati. Dua hal yang berbeda tapi saling berkaitan. Dua hal yang berbeda tapi sama-sama gak bisa diprediksi kapan waktunya tiba. Dua hal yang berbeda tapi sering dijumpai secara bersamaan. Mudah aja, karena pada intinya, para jomblo gak siap untuk jatuh-hati-kemudian-patah hati. Karena saat seseorang sudah siap untuk jatuh hati, harusnya seseorang itu juga harus siap untuk terluka. Yoi, gak?



Jadi, untuk kalian yang masih betah dengan kesendirian, jangan malu untuk menjadi jomblo. Enjoy your life. Karena nanti, akan ada yang berubah ketika kalian gak menjomblo lagi. Akan ada masanya kalian berpikir, “Kok lebih enak jadi jomblo, ya? Lebih free.”
Ya, meski menjomblo itu kadang ada bosannya, jenuhnya dan kesepiannya. Tapi, saat kita sudah bertemu lagi dengan hobi, teman-teman, atau yang lainnya, kita pasti akan lupa dengan bosan, jenuh, kesepian, dan yang sejenisnya itu.



Dan..
Jadilah jomblo yang terhormat. Jadilah jomblo yang cerdas.






Gue single.
Dan gue bangga!

Comments

  1. assalamu'alaykum wr wb. hai, salam kenal.
    kalau menurutku sih, single itu prinsip, jomblo itu nasib. status single disematkan pada mereka yang memegang prinsip untuk tidak pacaran sebelum menikah, karena hal itu memang tidak diajarkan dalam agama, bahkan harus dihindari. kalau jomblo sih, mereka yang ingin pacaran tapi nggak juga keturutan. jadi, tetaplah single, Nak, sampai sah nanti insyaa Allah.
    oia, fyi ini template-nya buatan seniorku angkatan 2009, namanya mas Iskandar Zulkarnain a.k.a John Terro.

    ReplyDelete
  2. Waalaikumussalam.
    Terima kasih atas kunjungannya. Sampaikan salam dan terima kasih juga sama senior Kakak. Saya suka koala.
    Sekali lagi, terima kasih *deepbow

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Quotes Terbaik di Film You Are the Apple of My Eye

FF SEULMI + HANBIN | SECRET ADMIRER 1 (1 OF 2)

PUISI RADITYA DIKA: Kepada Orang yang Baru Patah Hati