FF 2MIN | LUCID DREAM 2


Cover by LuluAullma
LUCID DREAM 2

FF Sebelumnya

Cast : Choi Minho, Lee Taemin, Kim Jonghyun and others

Genre : Shounen ai, mystery, a bit of romance, fantasy

Rating : General

Length : Chapter

Summary: Minho mematung. Kenapa harus seperti ini? Minho ingin bertemu Sulli. Bukan malah seperti ini. Ya Tuhan.. lucid dream yang dimaksud Jonghyun benar seperti ini?







Dan... Petualangan dalam mimpi itu pun akan segera dimulai.




Story begin..




Aku tidak tahu kenapa hatiku terus membisikkan ingin melakukan lucid dream. Yang jelas, saat ini, kepalaku sangat pusing. Aku merasa badanku penuh dengan peluh. Tiba-tiba saja, aku sudah berada di tempat lain. Di sebuah ruangan yang terbuat dari cermin di setiap sisinya. Aku tidak tahu ini di mana. Sejauh mata memandang, aku hanya bisa melihat diriku sendiri di setiap pantulan cermin. Kulihat diriku di pantulan itu, oh, tunggu? Aku tidak tahu baju apa yang sedang kupakai. Ini seragam sekolah. Entah sekolah mana, aku sangat merasa asing. Yang lebih anehnya lagi, aku bisa melihat dengan jelas tanpa perlu menggunakan kacamata di sini.

Aku ingin berlari, tapi aku tak bisa menggerakan kakiku sama sekali. Setiap kali aku ingin menggerakannya, maka, ruangan ini akan berguncang. Kucoba lagi untuk menggerakan kakiku, namun ruangan ini malah berguncang hebat. Aku takut. Ruangan ini tetap berguncang hingga beberapa cermin yang jauh di depanku pecah. Aku menutup telinga dan mataku. Dan bunyi cermin pecah semakin bising. Hingga... aku merasa ruangan ini ambruk dan aku jatuh entah ke mana.




Start..




Minho duduk di depan bandara Haneda, Jepang. Tapi, bandara ini sungguh sepi, hanya ada ia seorang. Kursi yang ditempati pun penuh dengan debu. Seperti tidak terurus lagi.
Kenapa Minho bisa berada di sini? Banyak sekali pertanyaan di kepalanya yang minta untuk dijawab. Harusnya lucid dream itu Minho, kan, yang mengendalikan? Tapi Minho bahkan hanya bisa berpikir dalam hati tak mampu bersuara.

Mobil sedan berwarna biru metalik berhenti tepat di depannya. Dua orang turun dari mobil itu. Minho langsung saja mengenalinya. Ya Tuhan, itu adalah paman dan bibinya yang tinggal di Daegu. Mereka menghampiri Minho sambil tersenyum senang. Bibinya langsung memeluk Minho untuk melepas rindu.
Satu menit berlalu dengan mereka berpelukan. Bibinya melepaskan pelukan itu, lalu menangkup pipi Minho dengan kedua tangannya, “Minho, sayangku.. apa kabarmu? Aku sangat merindukanmu.” ucapnya berseri.

“Demi Tuhan! Tangan Imo sangat dingin sekali.” ucap Minho dalam hati. Tapi Minho tersenyum penuh, “Aku baik, Imo. Apa kabar Imo dan Samchon? Aku juga sangat merindukan kalian.” ucapnya.

Pamannya mengusap kepala Minho, “Kami baik, Minho. Ayo, masuk mobil. Kita harus segera pulang. Kau pasti lelah,” ucapnya dengan nada yang terdengar bijaksana di telinga siapa pun. Dan tanpa ada kata lagi, mereka langsung masuk ke dalam mobil dengan Minho yang duduk di belakang.



Kwon Yuri adalah kakak dari ibu Minho. Ia tinggal di Daegu bersama suaminya Cho Kyuhyun karena urusan pekerjaan. Minho melihat kaca spion yang ada di depan, sedetik kemudian ia menyadari bahwa pamannya memperhatikan Minho lewat sana. Matanya biru, seperti ada cahaya yang berkilauan. Minho langsung mengalihkan perhatiannya pada kaca di sebelahnya untuk melihat pemandangan Tokyo.
“Sejak kapan Samchon bermata biru?”



Setengah jam perjalanan terlewati. Mereka sudah sampai tujuan. Ya, rumah paman dan bibinya. Saat ia turun dari mobil, ia langsung terkejut. Jelas saja! Sejak kapan rumah mereka berubah menjadi kastil seperti zaman dahulu? Terlebih, tak ada tetangga di sini. Mereka seperti memisahkan diri dari keramaian.
Minho memperhatikan rumah mereka, ada cerobong asap di atas sana. Dilihatnya ada beberapa kelelawar yang keluar dari cerobong asap itu. Minho merasa seperti sedang di tempat syuting film horror.

Bibi kembali menangkup pipi Minho dengan kedua tangannya. Lagi-lagi dingin yang Minho rasakan. “Rumah ini Samchon-mu sendiri yang mendesain. Terlihat klasik tapi tetap keren, bukan?” Bibi tersenyum. Minho menatap bibi, dan ia baru sadar bahwa mukanya sangat pucat. Senyumnya pun lebih mirip dengan seringaian. “Ayo masuk.” lanjut bibinya.

Minho mematung. Kenapa harus seperti ini? Minho ingin bertemu Sulli. Bukan malah seperti ini. Ya Tuhan.. lucid dream yang dimaksud Jonghyun benar seperti ini?




***




Minho sudah masuk ke dalam rumah. Dingin. Itu yang pertama kali ia rasakan.
Bibi langsung mengantar Minho ke lantai 2 menuju kamar sementaranya. Bibi juga menyuruhnya untuk makan malam bersama setelah mandi.
Setelah bibi keluar kamar, Minho membuka gorden jendela. Hutan. Hanya hutan gelap yang dapat ia lihat. Jadi.., rumah ini di tengah hutan?



Minho menutup gordennya dan langsung berlari menuju lantai 1 dengan perasaan takut. Napasnya terengah. Ia langsung meminum minuman yang tersedia di meja makan.

“Minho-ya, minum pelan-pelan. Kau kenapa?” tanya bibi. Minho menoleh, “Tidak, Imo. Aku hanya merasa asing saja.” jawab Minho berbohong.

Bibi menepuk-nepuk kursi di sebelahnya, “Duduklah. Kau pasti sangat lapar.” Minho mengangguk semangat, “Tentu. Aku sangat rindu masakan Imo.”




Mereka makan dengan tenang. Tak ada satu pun yang berbicara. Sampai pada saat pamannya bergerak dari duduknya, “Jangan tidur larut malam Minho-ya. Besok, kan, kau harus sekolah.” ucapnya hangat. Minho menghentikan makannya, “Sekolah?” katanya sambil mengernyitkan dahi.

Bibinya mengangguk antusias, “Iya, Minho. Kau harus kembali bersekolah. Kemarin gurumu ke sini, dia mengira kau sudah kembali dari Taipei.” ucapnya. Minho kembali mengernyitkan dahi, “Taipei?” ulangnya yang hanya mendapat anggukan dari bibinya.


Kepalanya berdenyut. Banyak sekali yang tak ia mengerti di sini. Ia menggelengkan kepalanya, “Imo, kita ini tinggal di Korea Selatan. Imo dan Samchon memiliki rumah di Daegu. Mengapa kalian bisa tinggal di Jepang? Lagipula, aku sekolah di Seoul, bukan di sini. Dan.., Taipei? Apa urusannya aku dengan kota itu?”


Pamannya berdiri dari kursinya, “Jangan banyak tanya jika kau ingin selamat! Kau masih kecil dan tak mengerti apa-apa. Sekarang tidurlah dan jangan lupa besok sekolah. Aku akan mengantarmu.” ucapnya tegas. Pamannya langsung meninggalkan ruang makan. Minho hanya diam mematung di tempat. Ia dibentak, itu jelas sekali.


Bibinya mendekat lalu mengusap pelan bahunya, “Sudahlah, Minho-ya. Turuti apa kata Samchon maka kau akan baik-baik saja. Sekarang tidurlah, aku akan menenangkan suamiku dulu.”






TBC






Hope you guys like this so far. Don't be afraid to criticise and give me your honest opinion.
Thank you~

Comments

Popular posts from this blog

Quotes Terbaik di Film You Are the Apple of My Eye

FF SEULMI + HANBIN | SECRET ADMIRER 1 (1 OF 2)

PUISI RADITYA DIKA: Kepada Orang yang Baru Patah Hati