Seseorang dari Bangkok, Thailand

Ini bukan apa-apa. Ini hanya cerita gue waktu kenal dekat sama seseorang yang menurut gue punya karakter unik.
Ini juga hanya cerita picisan biasa. Karena dengan mudahnya satu di antara kami suka, dan satunya lagi mengabaikan setelah tahu. Iya, benar, seperti drama-drama biasa soal cinta bertepuk sebelah tangan.


Nama dia adalah Natchanon Tirapatkabin. Tapi biasanya orang-orang memanggilnya Bas. Gue juga gak tahu kenapa dia dipanggil Bas. Atau karena dulu ibunya punya band dan pemain bass, ya? Hmm..
Bas adalah cowok Thailand yang tinggal di Bangkok. Dulu, waktu kami pertama kenal, dia kelas 3 SMA di Protpittayapayat School. Buset. Nyebutin nama sekolahnya saja gue butuh perjuangan banget.


Menurut gue, Bas adalah tipe cowok yang pendiam. Tapi, di sekolah dia memiliki banyak teman. Mungkin dia flower boy atau semacamnya, karena dia pernah meranin pemeran utama di teater sekolah.
Kenapa gue menyimpulkan Bas pendiam? Karena temannya sering mengupload video dan di video itu Bas gak banyak bicara. Palingan tersenyum simpul.


Gue dan Bas ketemu di Facebook. Gak akan diceritakan bagaimana awalnya dan kapannya. Tbh, gue sudah lupa.
Gue sendiri punya ketertarikan lebih, sih, sama orang Thailand. Bas juga yang bantuin gue sedikit demi sedikit lupain mantan waktu itu.


Gue ngerasa kami itu lucu. Setiap kali ada pertandingan antara Indonesia dan Thailand, entah sepakbola atau bulutangkis, gue selalu ngasih tahu dia. Ya walaupun ternyata dia lagi nonton di sana. Ujung-ujungnya Bas pasti bilang; “Yeay, Thailand menang!” kan nyebelin!


Gue juga selalu nanya-nanya hal yang gak penting, seperti; “Jam berapa sekarang?” padahal jelas-jelas waktu di Bangkok dan Indonesia bagian barat hanya berbeda hitungan menit.


Gue masih ingat, dulu dia pernah merekomendasikan lagu Adam Levine dengan judul Lost Stars. Dan.. ya.. sampai sekarang, lagu itu masih menjadi lagu favorit gue.


Lama-kelamaan, Bas mulai berubah waktu mendekati ujian untuk lulus sekolah. Entah di sana namanya apa. Setiap kali gue chat, pasti dia gak balas. Dibalasnya beberapa abad kemudian, dengan jawaban, “Maaf. Aku belajar banyak untuk ujian.”
Hal ini membuat gue sadar akan satu hal, bahwa orang Indonesia dan Thailand gak jauh berbeda. Alasannya fokus UN atau apalah itu. Kerena setelahnya pun, Bas semakin sulit untuk dihubungi.


Gue akhirnya memilih untuk lost contact. Ditinggalin secara sepihak membuat gue sedikit kesal sama dia. Hingga hari itu tiba..


Beberapa bulan yang lalu kami kembali kontekan. Dan.. sumpah Bas beda abis. Dia jadi lebih banyak ngomong.
Semakin hari Bas semakin aneh. Dia yang awalnya sedikit cuek tiba-tiba jadi perhatian. Bahkan dia kirim fotonya waktu lagi jam kuliah. Iya, saat itu dia sudah kuliah. Gak kerasa juga kami kenal sudah setahun lebih, mungkin?
Gue jadi baper lagi dong. Kenapa ini anak? Pertanyaan itu selalu terngiang di kepala.
Gue ingat, dia sempat bilang, “Aku tidak punya banyak teman di sini,”
Hn, Bas mungkin kesepian? Atau bagaimana gue pun gak ngerti. Yang jelas, di lingkungan yang baru itu, gue yakin Bas gak pandai memulai lebih dulu untuk mengobrol. Itu sebabnya dia gak punya banyak teman di universitas-nya.


Skip skip skip. Gak ada angin gak ada hujan (iye, cuacanya lagi normal!), tiba-tiba Bas ngeinbox, gue senang, dong? Tapi pas gue baca pesannya.., anjrit! Itu bukan dari Bas, itu pacarnya!
Sakit. Sumpah kata-katanya sakit. Gue dimaki-maki sama cewek itu. Gue disuruh ngejauhin Bas. Bodoh ceweknya. Gak perlu ngejauh pun gue dan Bas sudah sangat berjarak.


Sumpah gue gak tahu apa-apa tentang Bas yang sudah punya pacar. Gue terlalu asik sama dunia kami.
Satu hal yang paling gue ingat, cewek itu bilang, “Aku bisa menjaganya sendiri. Kau tak perlu khawatir.” sumpah perih, bro. Seakan diberitahu bahwa gue gak seharusnya menjaga seseorang yang sudah memiliki penjaga. Ya habis mana gue tahu, kan?
Saking kesalnya, gue jawab, “Kau yang tak perlu khawatir. Aku punya kehidupan yang nyata di Indonesia.” iya! Gue anggap gue dan Bas itu gak nyata!


Penasaran. Seperti apa, sih, ceweknya? Akhirnya gue stalking Bas. Ketemu! Tapi gak tahu siapa namanya. Nama Facebook dia pakai huruf Thailand. Kalau pakai aksara Jawa, sih, iya saja bisa tanya ke teman.
Eh, pas lihat profile picture-nya, ternyata dia... tante!
Kampret. Kenapa Bas harus pacaran sama tante-tante? Tuntutan ekonomi? Tuntutan nafsu seksual? Tuntutan keluarga? Tuntutan cuaca ekstrem?


Satu napas panjang gue tarik. Dewasa, Fan..
Ya, sudahlah. Toh itu urusan mereka. Gue mah apa atuh hanya bongkahan upil. Eh, maksudnya gue mah hanya orang yang pernah baper. Pernah doang. Jadi... itu bukan urusan gue lagi. Gue putuskan untuk mundur. Mundurnya gue juga untuk mencari langkah yang lebih baik. Berkualitas. Yap! Harus seperti itu. Berdamai dengan hati adalah pilihan terbaik.


Satu kesimpulan gue. Ternyata orang Indonesia dan Thailand itu sama saja. Mungkin negara lainnya juga; saat mereka merasa posisinya terancam, saat mereka merasa wilayah teritorialnya diganggu, secepat yang dia bisa, dia akan langsung menyerang si pengganggu tersebut.
Wajar, sih. Mungkin takut kehilangan? Tapi kalau gue jadi mereka, gue akan berpikir kalau gue sendiri mungkin salah. Pacar gue juga mungkin salah. Gak hanya pihak ketiga yang disalahkan. Benar begitu, kan? Gak ada salahnya tanya dengan baik-baik.
Hing. Gue terlalu sering diserang cewek tipe seperti mereka ini. Padahal.. gue gak tahu apa-apa. Nasib jadi cewek kece kali, ya? pfft


Cewek tadi bilang bisa menjaga Bas, kan? Baguslah. Semoga kalian bisa saling menjaga satu sama lain.
Karena begitu pun, gue memang mempunyai kehidupan yang nyata. Di sini.. di Indonesia.. negaraku tercinta!




Asek.



Oke.



Merdeka!




PS: Tulisan ini gue tulis karena tiba-tiba ingat dia. Bukan baper lagi. Bukan!



Oh, iya..
Saya Istifani Mauladiana dan segenap keluarga mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa. Semoga puasa kalian penuh dengan pahala yang lain-lainnya. (udah kayak pejabat tinggi partai belum?)

Terima kasih sudah mampir di tulisan yang absurd dan gak teratur ini ya haha.



See ya then good readers. Fufufu'3'






Salam ceria,
Istifani M

Comments

Popular posts from this blog

Quotes Terbaik di Film You Are the Apple of My Eye

FF SEULMI + HANBIN | SECRET ADMIRER 1 (1 OF 2)

PUISI RADITYA DIKA: Kepada Orang yang Baru Patah Hati