Hanya Sebagai Pembuka
Selamat pagi. Selamat siang. Selamat sore. Selamat malam. Well, tergantung kalian bacanya kapan.
Mau basa-basi dulu. Apa kabar para pembaca yang budiman dan budiwoman (Lucinta Luna gak termasuk) yang super gue rindukan? Semoga kalian selalu dalam keadaan yang baik. Asli, ini bukan pencitraan, karena ini bukan iklan body lotion.
Wah, sudah lama sekali rasanya gak mampir ke Rest Area ini. Terakhir meninggalkan jejak di bulan Oktober, 2017 lalu.
Banyak hal yang gue lewati selama itu. Karena jujur, selama di Bandung, gue hanya menulis untuk konsumsi pribadi. Agak terdengar berlebihan, sih, kalau bilang alasannya karena selama ini gue terus-menerus berpikir; Apakah tulisan-tulisan gue bermanfaat? Apakah pembaca merasa senang atau setidaknya sedikit terhibur sama halnya seperti gue saat menulis?
Sebenarnya, dulu gue berniat membuat project mingguan. Jadi, seminggu sekali akan mampir ke blog ini. Lagi-lagi pakai format diary, menceritakan kehidupan kuliah gue yang kadang goblok. Tapi lagi-lagi itu hanya wacana. Karena apa? Sebut saja kemarin merasa muak menulis.
Iya, gue memang bukan seorang penulis sungguhan. Tapi, coba kalian tanya para penulis di seluruh penjuru negeri, apakah mereka pernah merasa muak menulis? Pasti. Sekali lagi, pasti.
Tapi di sinilah gue sekarang, merasa sudah cukup hampir satu tahun ini hiatus melewatkan banyak momen yang sebenarnya layak untuk diceritakan dengan emosional. Cacian. Makian. Rasa sakit. Pun dengan rasa syukur.
Sampai pada akhirnya, rasa muak itu berubah menjadi rindu, sebuah rasa yang kalau gak segera disampaikan, maka kemungkinan gue akan menyesal.
Well, ada yang mau ngucapin selamat datang kembali? Gak ada? Oke sip.
Gue akan membiarkan tulisan ini memanjang dengan sendirinya. Yang artinya, gue akan menulis secara random. Bahasa simplenya; gue gak punya ide harus menulis apa.
Semoga ini adalah sebuah langkah awal untuk kembali aktif ngeblog.
“Fan, lagi sibuk apa?”
Dengan bangga gue akan menjawab; lagi sibuk nonton pildun, nih. Eh, itu kesibukan bukan, sih?
Tadi gue nonton One Stop Football, reporternya mewawancarai perempuan Indonesia yang menjadi volunteer di FIFA World Cup 2018. Wah, jadi kepikiran untuk mendaftar juga di pildun selanjutnya. Siapa tahu cinlok sama presiden FIFA. Asik gak, tuh?
Btw, semenjak pildun dimulai, daya tahan tubuh gue menurun. Ini asli, sih. Bahkan, hanya menggerakan bola mata pun sakit. Mungkin karena pola tidur gue jadi semakin ekstrem, ya? Gak boleh ditiru. Untuk kalian yang juga menikmati pildun, jaga kesehatan, deh. Kalau sudah sakit, siapa yang bakal urus? Lu, kan, jomblo.
Hm. Jadi ingat, semalam gue menangis hanya karena pertanyaan sepele dari seseorang. Dia bertanya, “Waktu kecil pernah mulung cengkeh?”
Mungkin kalian berpikir, kenapa gue menangis hanya karena itu? Padahal itu pertanyaan yang lucu. Well, gak tahu juga. Saat gue jawab, “Gak pernah kayaknya.” seseorang tadi bilang hal yang kurang enak untuk didengar.
Jadi ingat lagi, teman pernah bilang, “Fan, aku tahu, kamu itu cewek yang mandiri dan kuat. Tapi sebenarnya kamu itu rapuh. Kadang manja.” (Hana Shadrina - 2018) doi GG banget. Hana cocok, deh, ikut Liga Paranormal di Trans Tv.
Gue memang merasa seperti yang Hana bilang. Intinya, gue itu sensitif. Kalau ada bagian luka dari masa lalu yang diungkit, gue akan merasa sakit kembali walaupun sebenarnya luka itu sudah lama kering.
Tapi.., i'm okay now. Jadi kalau saja orang yang bertanya semalam itu membaca ini, gue sudah baik-baik saja.
Sama seperti judulnya, tulisan ini hanyalah sebagai pembuka. Pembuka dari dunia gue yang akan kembali didalami. Semoga saja project Diary Mingguan nantinya bisa terlaksana. Walaupun mungkin itu nanti, saat gue sudah kembali ke Bandung untuk kuliah. Ini masih liburan bro. Masalahnya gue gak ke mana-mana. Gak ada yang bisa diceritakan.
Atau bisa jadi selama di sini, gue ngeblog akan tergantung situasi dan mood. Siapa tahu nanti gue punya cerita patah hati, walaupun milik orang lain. Ya, kan?
Dan, selamat datang kembali di dunia gue my dear readers.
Tulisan gue berubah gak, sih? Atau perasaan gue saja, ya?
Eh, sebelum ditutup, tadi secara random gue sempat mendengar dialog di tv. Entah iklan, film, atau sinetron. Tapi asli keren banget. Akan gue jadikan quote of the day.
“Gak apa-apa gak bisa masak. Yang penting bisa makan.”
Mantep, kan? Gile gile gile. Ahay.
Sudah, ya. Sekali lagi, tulisan ini hanyalah sebagai pembuka. Sampai bertemu di tulisan selanjutnya.
Semoga liburan kalian menyenangkan.
Miss u guys so damn bad:)
Salam ceria,
Istifani M.
Bukan selingkuhan Teuku Wisnu, karena doi alhamdulillah setia.
Comments
Post a Comment