COMEBACK IS REAL


Hello, my dear readers.

Oke, ini adalah pembukaan yang awkward karena gue sok-sokan punya pembaca setia. Tapi, izinkan gue untuk menyapa kembali kalian dengan hangat –yang entah siapa, lalu masuk kembali ke ruang di mana gue bisa bernapas dengan teratur, iya, Rest Area ini. Btw, gue Fani, cewek ceroboh yang datang dari kota kecil. Gue Fani, yang rindu sosok gue yang dulu.
Eh, kangen nulis, nih. Orang yang kenal gue pasti tahu, setiap mampir ke sini, gue datang selalu karena dua alasan: pertama, gue sedang jatuh hati, atau, kedua, bisa jadi gue punya banyak keresahan yang ingin disampaikan. I will let you guess it.. hehe.



Sebelum gue mengungkapkan sesuatu, ada sedikit cerita yang ingin dibagikan. Merasa sudah lama sekali gak bercerita, padahal sejatinya, meskipun gue tipe seorang pendengar, gue tetap butuh waktu untuk bersuara juga.
Sebenarnya, banyak sekali cerita yang ingin dishare, tapi lagi dan lagi.., itu bukan untuk konsumsi publik. Jadi, gue putuskan untuk menceritakan pengalaman gue di Bandung yang paling jijik saja. Asli, ini beneran jijik. Malu untuk cerita, tapi sadar bahwa gue yang dulu adalah yang gak malu untuk berbagi hal-hal aneh. Seperti pernah jatuh di alun-alun kota dengan posisi kaki di kepala, kepala di kaki. Pernah juga menyiram seorang ibu di angkot dengan Buavita, untung enak cuy rasa jambu.
Di comeback kali ini, gue akan menceritakan kisah yang akan membuat kalian mengernyitkan dahi, mungkin. Silakan stop membaca ini jika kalian sedang makan batagor.



Beberapa bulan yang lalu, mungkin baru sebulan, sih, gue nonton di bioskop, iyalah masa di Alfamart. Duh, gue lupa film apa, kalau gak salah, sih, film Danur, (kalau di kampung gue nama Danur ini sosok bocah laki-laki yang pinter ngaji, yang kalau lagi tarawih suka baca doa kamilin. Selain itu juga doi jago mancing belut. FYI.) pokoknya setelah selesai nonton, gue kebelet pipis, ye, kan.. nah, gue memilih wc jongkok. Skip, jangan dibayangkan. Setelah selesai pipis, gue lupa ternyata wc yang gue pakai adalah jenis wc yang perlu didorong bukan hanya dengan air, tapi juga dipencet (apaansii) maksudnya selayaknya closet pada umumnya guys, gue susah menjelaskannya, kagak usah norak, tolong. Yang jelas, gue lupa pencet tombolnya. Titik.



Gue ingat setelah sudah selangkah di depan pintu wc, saat berniat balik lagi untuk pencet tombolnya, dari kejauhan, bocah laki-laki lari ke arah gue dengan ceria, senyumnya terpancar jelas menampilkan deretan giginya yang ompong, dia berniat untuk pakai wc itu, gue deg-degan dong njirrrrr.. dari sekian banyak wc yang tersedia, kenapa tuyul ini memilih wc yang sempat gue pakai?

Si ibu menyusul anaknya, “Nak.. nak.. tunggu dulu, jangan masuk ke sana dulu,” jantung gue semakin berdebar, tatapan gue langsung kosong. Mati aing, pikir gue dalam hati.



Suasana semakin mencekam perasaan, untungnya hanya ada kami bertiga di sana. Gue gak mau dong kedua orang asing ini melihat cairan dari kandung kemih gue. Sampai pada akhirnya si ibu dengan marah berkata, “..tuh, ini belum disiram, jorok banget, sih.” gue menengok ke si ibu, begitu pun dengan beliau, kami saling tatap-tatapan lama sekali, mungkin 3,2 detik.
Bibir gue kelu, kaki gue kaku, keringat dingin mengucur deras di pelipis. Yaa Tuhan.. gue ingin detik itu juga pergi ke Korea Selatan untuk operasi plastik (Korea Utara juga boleh) atau menjelaskan ke si ibu bahwa gue gak tahu apa-apa. Gue hanya seorang intel yang disewa untuk menyelidiki gembong narkoba yang mungkin sembunyi di balik pintu wc. Tapi.. gue gak jago akting. Kalau saja gue jago, mungkin yang akan memerankan peran Sri Asih gue, bukan Pevita Pearce.



Akhirnya gue memutuskan untuk kabur saja. Bodo amat. Toh memang kagak kenal. Si ibunya pun satu jam kemudian pasti akan lupa muka cewek yang dianggapnya jorok ini.

“Tapi Bu.. saya tidak jorok. Saya hanya lupa, dan lupa adalah manusiawi.”



Gue menutup pintu secepat kilat, ada rasa takut di sana. Dari kejauhan, terlihat sosok Neko (nama samaran doi) tersenyum sangat manis. Ah, gue langsung lupa dengan rasa-rasa yang sebelumnya gue rasakan. Gue balas senyum, datang ke arah dia. Biar saja, persoalan sebelumnya, biar berlalu.
Tapi.., sekarang gue menulis ini dan memostingnya di blog. It means, Neko juga akan tahu cerita ini. Malu gak, sih? :)



Kalau kalian sadar, sejak awal gue selalu membahas tentang gue yang dulu. Memang benar, beberapa hari ini, gue mulai rindu dengan dunia gue saat itu.. saat di sekeliling gue hanya tentang jokes: yang gue tulis, yang gue lihat, yang gue ucapkan, yang gue dengar, dulu.., gue gak sebaperan ini. Jadi guys, gue memutuskan untuk tidak sekaku sekarang. Biarkan gue menjadi gue yang sebenarnya. That’s okay.. orang yang sayang sama gue gak akan memedulikan hal cemen ini.






Jadi, mengerti, kan, kenapa judul tulisan ini Comeback?
Bukan gue mencoba untuk menulis lagi. Tapi..
..mencoba untuk mengundang kembali gue yang dulu.
Sudah, ya, guys. Sampai bertemu di tulisan random gue yang lain!






Salam ceria,
Fani yang masih menunggu Madrid juara lagi

Comments

  1. Wkwkwk ngakak dong😋 tapi tolong jangan nunggu madrid juara lagi, karena itu kayak kamu nunggu bang Raditya Dika Jago nyanyi. Btw, semangat yaaaa

    ReplyDelete
  2. Wkwkwk pikiran aing jadi kotor gegara mikirin kamu ngapain di WC 🤣

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Quotes Terbaik di Film You Are the Apple of My Eye

FF SEULMI + HANBIN | SECRET ADMIRER 1 (1 OF 2)

PUISI RADITYA DIKA: Kepada Orang yang Baru Patah Hati