SEPTEMBER: Saat Jalan Panjang Membawa Pulang


Selamat malam, pembaca tersayang...

Aku kembali lagi di ruang peristirahatan ini, di tengah riuh dan huru-hara yang masih mewarnai negeri kita tercinta. Semoga kita semua senantiasa berada dalam pelukan kasih sayang Tuhan, yang luasnya melebihi samudera, bahkan melampaui cakrawala langit yang membentang tanpa batas. Semoga pula Ibu Pertiwi kembali benar-benar menjadi ibu bagi kita. Selayaknya seorang ibu; tegas, namun kasih sayangnya tak pernah pudar. Menuntut, tapi selalu memberi lebih. Cerewet, namun setiap nasihatnya menyimpan makna. Dan selayaknya anak, ingin sekali rasanya berteriak; kami hanya ingin direngkuh, didengar, dijaga, dilindungi, didukung, dipenuhi hak-haknya, dan dididik dengan budi pekerti yang luhur. Banyak pinta, memang. Tapi bukankah it takes a village to raise a child? Maka biarlah malam ini menjadi pengingat, bahwa sekecil apa pun suara kita tetaplah berarti. Juga semoga suatu saat nanti, Ibu Pertiwi benar-benar mendengar, lalu merengkuh anak-anaknya dengan penuh cinta.


Tanpa mengurangi rasa hormatku di kondisi yang masih chaos ini, izinkan aku untuk sedikit berbagi cerita melalui tulisan. Sudah lama sekali tidak meninggalkan jejak di sini. Setelah aku cek, ternyata terakhir menulis tahun 2020. Wow, lima tahun sudah berlalu. Bayangkan, presiden saja sudah berganti, tapi statusku masih sama saja. Eh? Hahaha. Jujur agak ngilu membaca tulisan-tulisan lamaku. Ternyata lucu juga, ya, hidup kita di luar berubah banyak, tapi jejak digital tetap membeku, seakan menjadi kapsul waktu yang menyimpan versi lama diri kita. Mana gak bisa dihapus pula. HAHAHA. Sampai tadinya aku ada niat untuk menghapus blog ini. Tapi rasanya berat sekali, aku ingin tulisan-tulisanku abadi, walaupun mungkin ada kata-kataku yang membawa luka bagi sebagian orang, semoga mereka bisa memaafkannya dengan lapang dada.


Eh, ngomong-ngomong, gimana? Tulisanku masih sama gak? Dulu aku lebih sering menggunakan kata ‘gue’ dibanding ‘aku’. Entahlah, sekarang rasanya agak kaku untuk menyebut ‘gue’ di depan banyak orang, walaupun mungkin pembaca tulisan ini hanya lima orang saja. Mungkin karena perjalanan lima tahun terakhir mengajarkan banyak hal: bagaimana berbicara dengan cara yang lebih tenang, bagaimana merangkai kata dengan rasa yang lebih dewasa. Tapi pada intinya, baik ‘gue’ maupun ‘aku’, keduanya tetap menyuarakan diri yang sama. Tetap si anak perempuan pertama, yang selalu menemukan jalan keluar bagi dirinya sendiri.


Life update, sekarang aku sedang menyelesaikan S2 di jurusan yang sama dengan S1 dulu. Alasan lanjut? Sejujurnya, ya karena menuruti keinginan orang tua. Hahaha. Awalnya aku kurang berminat untuk melanjutkan studi, rasanya seperti menjalani sesuatu yang bukan sepenuhnya pilihanku. Tapi ternyata setelah dijalani, aku menemukan banyak hal yang membuatku bersyukur; bertemu teman-teman baru yang suportif, menambah relasi, juga bisa belajar dari dosen-dosen hebat. Aku happy sekaliiiiii. Dan sekarang, meski lelah kadang menyapa, aku merasa perjalanan ini justru membuka jalan untuk aku lebih mengenal diriku sendiri. Harapan setelah lulus nanti, semoga aku bisa kuliah lagi di bidang yang benar-benar sesuai minatku. Untuk saat ini, doakan semoga tesis yang sedang kutulis ini bisa berjalan dengan lancar, ya, teman-teman. Aamiin.


Aku menyadari satu hal, ternyata aku adalah orang yang selalu haus akan hal-hal baru. Aku senang mengeksplorasi sesuatu meskipun di luar bidang yang aku tekuni. Aku penasaran dengan banyak hal, bahkan yang sifatnya random, seperti bagaimana dalam satu koloni rayap terdapat tiga kasta: kasta reproduktif (raja dan ratu) yang dalam bentuk bersayapnya kita kenal sebagai laron. Mereka biasanya keluar beramai-ramai setelah hujan untuk kawin, jika berhasil menemukan pasangan dan tempat baru, sayap mereka akan terlepas dan keduanya akan menjadi raja dan ratu koloni baru. Ada juga kasta prajurit, yang tugas utamanya melindungi koloni dari serangan musuh. Terakhir, kasta pekerja yang bertanggung jawab atas banyak hal: mencari makan, membangun sarang, hingga merawat telur dan larva. Ternyata kehidupan rayap sekompleks itu, ya?


Atau hal-hal random lainnya yang kucari tahu sebelum tidur, seperti undur-undur yang ternyata merupakan larva serangga Myrmeleontidae yang kelak akan bermetamorfosis menjadi capung antlion, serangga mirip capung namun lebih kecil dan rapuh. Atau bintang-bintang di langit yang jaraknya bisa ratusan hingga ribuan tahun cahaya dari bumi. Ternyata bintang yang kita lihat di malam hari mungkin adalah sisa pancaran dari bintang yang sebenarnya sudah lama mati. Seakan kita diajak menjelajah masa lalu yang penuh binar, padahal kenyataannya hanya menyisakan harapan saja. Huftttttt. Kok ke sana larinya?!


Masih sama seperti dulu, aku kembali ke sini hanya karena tiga hal: pertama, aku jatuh cinta dan sedang ingin berpuisi. Kedua, aku patah hati dan sedang ingin membuat sajak yang berjarak. Ketiga, aku ingin membagikan pengalamanku yang random dan kadang malu-maluin. Bisakah kalian menebak alasanku datang kembali setelah lima tahun berlalu? Apakah ada alasan baru yang belum pernah aku bagikan sebelumnya? Misalnya seperti… aku ingin menggulingkan pemerintah? Hahaha, joking. Jangan culik aku! Tebak, ya, alasannya! :p


Oke, cukup dulu. Ternyata sudah dua jam aku menulis tulisan yang entah bernyawa atau tidak ini. Padahal seharusnya aku sedang menggarap tesis. Huhu. Tapi begitulah, menulis selalu jadi ruang pelarian kecil yang menenangkan. Sudah, ya, aku izin pamit dulu. Semoga kita bisa bertemu lagi di rest area ini, tempat di mana aku bisa menaruh lelah, menata pikiran, lalu berbagi sedikit cerita. Pesan dari blogku tetap sama: datanglah, duduklah, dan beristirahatlah sejenak. Karena terkadang kita hanya butuh hening sebentar untuk bisa melanjutkan perjalanan yang panjang. Sementara pesan dariku sekarang: pulanglah, ada seseorang yang dengan sabar menunggu suara deru kendaraanmu di rumah. :)

 

Sampai jumpa lagi di tulisan berikutnya, entah kapan, tapi semoga dalam keadaan yang lebih baik. Aamiin.

Comments

Popular posts from this blog

Quotes Terbaik di Film You Are the Apple of My Eye

FF SEULMI + HANBIN | SECRET ADMIRER 1 (1 OF 2)

PUISI RADITYA DIKA: Kepada Orang yang Baru Patah Hati